Kisah Cintaku sepulang sekolah



 Siang itu sepulang sekolah
dirinai gerimis dia temani aku
menempuh jalan yang biasanya
kulewati sendiri,


kebetulan saja waktu itu
berhubung ayahnya tak sempat
menjemputnya,jadi ia ikut aku saja
lewat jalan belakang.

Dia bercerita tetang pelajaran
terahir tadi,
katanya Aku tak faham soal mengaraang

Oh ya..jawabku

gerimispun terus mengundang badai
lalu kami berlari menuju pondok
sawah pak tani,yang tak jauh lagi
dari rumahnya.

Baju SMA nya kuyup hingga semua
tampak terang,aku buka bajuku
yang dipingirnya berjahitan
serupa pematang sawah,lalu
kuselimutkan padanya.

Dia menatapku lama
...dan bertanya lagi soal
mengarang cerpen yang jadi PR
Kami yang bernaskah bebas itu,
Sungguh ini soal sulit bagiku
serunya smbil menghempaskan
buku bahasa indonesia yang dia anggap
jadi dalang masalah itu baginya,

Aku bercita-cita jadi polwan
hayal menghayal diluar jurusanku
ujarnyapula.


Aku tersenyum menatap wajahnya
yang tampak benar kesal itu,

"Malah senyum,emang cita-citamu
apa?
tanyanya penasaran,perampok
jawabku.

Pasti aku yang pertama
menangkapmu
,ia perdalam
lesung pipinya.

Kau memang berbakat jadi
perampok,baru ini berdua
denganmu aku sudah kehilangan
hatiku
ucapnya seakan memberi harapan.

Kaupun memang cocok jadi
polwan,baru satu kesalahn
kulakukan kau telah
memenjarakan jiwaku
seumurhidup.
balasku pula.

Apa salahmu ia tanya bingung...
Jatuh cinta padamu
jawabku.

Kami serentak membuka
pelukan,namun masih terlalu lugu
untuk berciuman.

Sini bukumu biar aku yang
menuliskan karangan untukmu
kuucap kata itu diantara rasa
berbunga-bunga.

Sambil menyelipkan bukunya itu
diantara bukuku,sebenarnya aku
sudah lama suka ma kamu,tapi
ucapan cintamu yang kutunggu
baru ini sampai padaku..


Kubelai rambut
basahnya,kupastikan wajah cantik
anggun semampai itu
telah jadi milikku,seakan kulihat
separoh pelangi yang yang tak
tampak dilangit yang baru saja
menurunkan hujan itu ada
dimatanya.

Kamipun kembali teruskan
perjalanan lewati pematang
sawah,yang rumputnya masih
menandakan hujan baru reda.

Jemari tangan kami saling
menggenggam, celoteh-celoteh
burung pipit memperindah
suasana sepanjang kami jalan,kalo
bisa waktu itu kupindahkan
rumahnya,akan kupindahkan
kebulan.
Karena hatiku sudah tak sanggup
untuk berpisah.

Kukecup keningnya didepan
rumahnya,dia kata'sampai jumpa besok
pagi diseokalah sambil
berlari penuh ceria menuju pintu
rumah yang mirip istana itu.

Pagipun mempertmukan kami
lagi,aku kembalikan buku yang
siang kemaren ia berikan
padaku.

Tidak berapa menit yang diputar
waktu setelah itu,Wanita yang
terlihat tegas dan penuh wibawa
yang kami panggil ibuk itu sudah
tampak menujuruang kelas.

Seperti hari selasa biasa dia
mengajar dijam pertama.
Bagaimana PR nya?
tanya si ibuk..

Siaaap buuk..semua murid bilang begitu
tapi tidak denganku.

Kumpulkan semuanya,karangan
yang terindah akan dibacakan
didepan kelas ujar ibuk itu dengan
tegas
Semua murid berjalan menuju
meja guru,sedang aku hanya
duduk ditempatku.

Dia menatapku
seakan ingin bertanya sesuatu padaku,tapi
ibuk itu telah menanyaku
lebihdulu?

rul,mana karanganmu?
Tidak punya buk jawabku,

"Berdiri didepan siapa nanti
yangkan membacakan karangan
terindah dia akan mencoret
wajahmu..

Baik buk jawabku.
Semua murid tertawa tapi dia
menangis..,
Aku berdiri didepan papan
tulis,menatapnya sayu yang tak
hentinya menahan haru,
aku tau yang ada dalam
fikirannya,aku tak punya karangan
karena aku mengarangkan
untuknya.

Tapi aku tak bisa mengirimkan
isyarat padanya,untuk menyudahi
rasa sedih dihatinya itu.

Setelah ibuguru memeriksa semua
karangan murid,Namamanya pun dipanggil untuk membacakan karangannya
sebagai pemilik cerpen terindah

"Dia ayun langkah gontai seiring airmata,tapi si ibuk guru sepertinya sudah tau apa yang terjadi,karena yang akan ia bacakan adalah cerpen diatas,yang terindah adalah ketika ia harus mencoret wajahku,diganti dengan memelukku"
Malaysia

P.Lubis

24-04-2012

0 komentar:

Post a Comment

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com